Kang Somantri : Politik Uang Merupakan Induk atau Pangkal Terjadinya Korupsi
CIMAHI (TABLOID CERDAS) - Pemungutan suara untuk Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, Anggota DPD maupun anggota DPR RI hingga DPRD Kabupaten Kota Tahun 2024 sudah selesai, namun masih menyisakan segudang permasalahan di berbagai tempat.
Aktivis muda Kota Cimahi Kang Somantri kepada media ini, Minggu, (18/2/2024) mengatakan setiap kali mengadakan Pemilu, Pemilihan Kepala Daerah atau anggota legislatif, para kontestan selalu mengumbar janji manis kepada masyarakat, bahkan tidak sedikit dari mereka menebar amplop berisikan uang atau bingkisan sembako, kampanye hitam/ black campaign.
Menurut Kang Somantri atau yang akrab di sapa Kang Ari, bahwa politik uang (Money Politic), kampanye hitam (Black Campaign) masih kental dan bahkan sudah menjadi budaya yang tidak bisa di hilangkan di negeri ini, padahal mereka secara sadar melakukan politik uang (Money Politic) tersebut sebuah praktik koruptif yang akan menuntun ke berbagai jenis korupsi lainnya.
Diakuinya, Money Politic adalah sebuah upaya memp weengaruhi pilihan pemilih atau penyelenggara dengan imbalan materi atau yang lainnya. Dari pemahaman tersebut, politik uang adalah salah satu bentuk suap.
Praktik - praktik inilah akhirnya memunculkan para pemimpin yang hanya peduli kepentingan pribadi dan golongan, bukan masyarakat yang memilihnya. Dia merasa berkewajiban mencari keuntungan dari jabatannya, salah satunya untuk mengembalikan modal yang keluar selama berkampanye.
Akhirnya setelah menjabat, mereka akan melakukan berbagai kecurangan, menerima suap, gratifikasi atau korupsi lainnya dengan berbagai macam bentuk. Tidak heran jika setiap pemilihan di awali dengan politik uang, berarti kita akan menunggu kehancuran, karena politik uang merupakan induk atau pangkal terjadinya korupsi.
Kutipan pelajaran politik sebagai Caleg atau politik praktis di Kota Cimahi bahwa money politik dan kampanye hitam (Black Campaign) masih kental dan sudah menjadi budaya yang tidak bisa di hilangkan, kalau kita bicara idealis, ini adalah satu bukti buruknya moral para kontestan/caleg, Internal partai, kinerja para penyelenggara pemilu karna tidak ada sosialisasi yang serius terkait bahaya dan sanksi - sanksi money politik serta pelanggaran - pelangaran pemilu yang tegas di terapkan dan akhirnya budaya pragmatis dll ini mengakar di masyarakat dan menjadi budaya yang sulit untuk di perbaiki khususnya di Kota Cimahi @ aktivis muda Kota Cimahi Kang Somantri. ***
Posting Komentar